Mengenai Saya

Foto saya
Berusaha, fokus dan berdoa untuk mencapai tujuan hidup.

Rabu, 24 November 2010

Model Konseptual dan Penerapan SCM untuk Produk Agrikultur di Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terkenal akan kekayaan  sumber daya alamnya. Sebagian besar lahan yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pangan. Namun demikian, apa yang terjadi di Indonesia adalah sebaliknya, masalah pangan seringkali menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai. Banyak permasalahan yang terjadi pada  kondisi agrikultur di Indonesia. Bila dirunut, permasalahan-permasalahan yang memiliki hubungan sebab akibat ini terjadi sepanjang rantai pasok dari produk agrikultur. Permasalahan tersebut berupa permasalahan produksi pangan itu sendiri, permasalahan aliran produk dan informasi yang melibatkan bermacam-macam fungsi atau anggota rantai pasok.

Kondisi Agrikultur di Indonesia
Kondisi agrikultur di Indonesia tidak seperti negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki karakteristik tertentu mengenai sistem distribusinya. Hal ini diakibatkan karena kondisi geografis indonesia yang unik yakni berupa kepulauan. Sehingga tidak semua lahan pertanian dapat menghasilkan hasil panen yang sama. Hasil pertanian tergantung terhadap kondisi lahan dan cuaca, dimana disetiap daerah memiliki kondisi lahan dan cuaca yang berbeda-beda. Dari sisi  sumber daya manusia, dalam hal ini petani, petani tidak memiliki pendidikan yang cukup sehingga mereka tidak memiliki perencanaan yang baik dalam hal panen tanaman sehingga mereka tidak dapat menetapkan pendapatan yang cukup dari apa yang telah mereka produksi. Dilain pihak yakni konsumen memiliki keinginan dan preferensi konsumen yang tidak disampaikan secara langsung kepada petani-petani yang memproduksi produk pangan sehingga terkadang terjadi ”missing link” antara hubungan petani dengan konsumen. bila di jabarkan,  permasalahan yang terjadi pada sistem agrikultur di indonesia adalah produksi yang tidak terencana, produk-produk pendukung ini sulit untuk diperoleh, fasilitas informasi dan komunikasi yang belum terjalin dengan baik, Sistem distribusi di indonesia tidak terkelola dengan baik dan tidak efisien, minim penggunaan teknologi dan yang terakhir permasalahan umum yang terjadi di Indonesia yakni sumber daya manusia. Kebanyakan dari petani tidak memiliki pendidikan yang cukup sehingga terkadang sulit untuk meyakinkan petani untuk mencoba metode yang menghasilkan hasil yang lebih baik.
Dari permasalahan-permasalahan yang diungkapkan tersebut, sebagian besar permasalahan dikarenakan kurang baiknya pengelolaan terhadap aliran produk dan informasi sepanjang rantai pasoknya. Baik itu rantai pasok dari produk utama maupun produk pendukung. Untuk itu peranan supply chain management (SCM) dalam permasalahan produk agrikultur di indonesia sangatlah penting. Diharapkan dengan dilakukannya penerapan SCM pada indutri agrikultur di indonesia dapat memfasilitasi pengelolaan aktivitas bisnis antar trading partner, dari pembelian bahan baku dan supporting product untuk produksi hingga pengiriman produk akhir pada customer akhir. Tentunya tujuan akhirnya yakni pada peningkatan keuntungan kompetitif dan shareholder value dan mereduksi biaya produksi serta distribusi sehingga dapat meningkatkan  taraf hidup petani namun dilain sisi juga dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara tepat.

Sistem Distribusi Produk Agrikultur di Indonesia
Ada tujuh fungsi/anggota rantai pasok yang membentuk sistem distribusi produk agrikultur di Indonesia. Ketujuh fungsi ini berperan secara langsung dalam aktivitas distribusi produk. Adapun ketujuh fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Supplier untuk produk pendukung
  2. Petani
  3. Collector
  4. Industri Pangan
  5. Wholesalers
  6. Retailer
  7. Consumer
Perkembangan-perkembangan teknologi informasi dalam bidang agrikultur
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya banyak sekali permasalahan yang terjadi pada aliran produk di sepanjang rantai pasok dari produk agrikultur. Penyebab terbesar dari terjadinya permasalahan tersebut adalah karena tidak adanya informasi yang cukup mengenai apa yang diinginkan masing anggota rantai pasok. Disini akan dibahas perkembangan teknologi yang dapat digunakan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dan juga menjembatani komunikasi antara para anggota rantai pasok. Adapun perkembangan teknologi dalam bidang agrikultur yang menunjang dalam pengelolaan rantai pasoknya adalah sebagai berikut :
1. Web-based percision farming system
Tidak seperti industri manufaktur, dimana produksi dapat diperkirakan melalui peramalan dan dapat ditentukan sesuai dengan kapasitas dari pabrik, pada industri agrikultur sulit ditentukan karena produksinya sangat tergantung sekali terhadap perubahan lingkungan. Percision farming merupakan teknologi pertanian modern. Meskipun penerapan teknologi ini di Indonesia masih menjadi kendala, sebagai pandangan kedepan, dengan memanfaatkan informasi-informasi yang dihasilkan dari teknologi ini  memudahkan petani untuk mengetahui  perkiraan kapan waktu panen, berapa kapasitas panennya, dan kondisi lingkungan yang sedang terjadi seperti iklim, kondisi tanah dll. Informasi ini sangat berguna sebagai input awal dari pengelolaan rantai pasok dari produk agrikultur.
2. Agricultural Product Transportation Tracking System
Dari proses panen hingga mencapai tangan konsumen, produk agrikultur melewati berbagai proses handling. Misalnya saja butir padi, jagung atau produk agrikultur yang berupa biji-bijian proses handling dilakukan ketika proses panen telah selesai selanjutnya biji-bijian tersebut diangkut menggunakan truk untuk disimpan didalam gudang. Kemudian dalam tahap selanjutnya dilakukan pengiriman untuk konsumen akhir domestik maupun internasional atau untuk diproses dalam proses selanjutnya. Dalam setiap tahap ini proses penelusuran atau tracking pada aktivitas  transportasi pada produk agrikultur sangat diperlukan untuk hal-hal berikut:
  • Terkontaminasinya atau bercampurnya produk dengan material asing
  • Menghindari masalah-masalah seperti masalah rusaknya produk, pencurian, penimbunan dll
Saat ini beberapa peneliti telah mengembangkan model konseptual proses tracking untuk produk agrikultur terutama biji-bijian. Umumnya, komponen utama dalam model konseptual ini adalah tag Radio Frequency Identification (RFID) dan GPS.

Model Konseptual Rantai Pasok Produk Agrikultur di Indonesia
Dari pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa perkembangan teknologi informasi dalam bidang rantai pasok khususnya untuk produk agrikultur sudah sangat pesat. Perkembangan teknologi yang ada saat ini, selain mampu untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing anggota rantai pasok agrikultur juga dapat membangun sarana untuk berkomunikasi antara anggota dalam rantai pasok. Namun demikian, penerapan teknologi informasi pada rantai pasok untuk produk agrikultur di indonesia masih sangat minim. Dari sisi non teknis, terhambatnya perkembangan penerapan teknologi ini  terutama disebabkan karena minimnya pengetahuan sumber daya manusia dan juga kebudayaan yang dianut. Sedangkan dari sisi teknisnya disebabkan karena belum adanya rantai pasok yang pasti. Untuk itu, dalam penerapan teknologi informasi pada rantai pasok produk agrikultur di Indonesia, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengembangkan jaringan rantai pasok yang sesuai dengan mempertimbangkan kondisi Indonesia. Adapun nantinya jaringan rantai pasok ini haruslah dapat menunjang :
  1. Penyelenggaraan perencanaan produksi untuk produk agrikultur
  2. Pengoptimalan sistem distribusi
  3. Pengumpulan dan membagikan informasi kepada semua anggota dalam rantai pasok
Untuk mencapai ketiga hal tersebut maka harus ada penerapan teknologi informasi yang dapat memungkinkan ketiga tujuan tersebut tercapai. Tentunya dalam penerapannya, terlebih dahulu harus dilakukan perencanaan bagaimana aliran informasi – informasi dari masing-masing anggota rantai pasok  ini mengalir. Berdasarkan ketiga tujuan yang hendak dicapai maka perencanaan informasi difokuskan pada :
1. Linking the farmer in
hal ini dimaksudkan melibatkan secara langsung petani sebagai ujung tombak dari aliran produk dalam rantai pasok. Disini selain berperan dalam memproduksi pangan, petani juga diharapkan mampu merencanakan produksinya sesuai dengan berapa besarnya kuantitas dan varietas apa yang sedang dibutuhkan oleh pasar pada waktu tertentu. Bukan hanya sekedar mengikuti tren dari kesuksesan petani yang lain. Untuk dapat memenuhi hal tersebut, petani harus mendapatkan informasi mengenai kondisi pasar pada waktu tertentu.
2. Transparancy dan Distribution Management
Distribusi yang transparan sangat dibutuhkan dalam kondisi agrikultur di Indonesia. Sebab, distribusi sangat berpengaruh terhadap harga. Transparansi dalam distribusi ini dimaksudkan untuk menelusuri aliran produk dari petani hingga konsumen, sehingga dapat dipastikan bahwa produk benar-benar sampai ditangan konsumen dalam jumlah dan waktu yang tepat serta dalam kondisi kualitas terjamin.
3. Access to Market
Banyak produk-produk agrikultur indonesia yang sangat potensial untuk dilempar kedalam pasar baik itu pasar dalam negeri maupun ekspor. Namun demikian, tidak semua produk-produk agrikultur dapat sukses hingga menghasilkan pendapatan yang cukup bagi petani diakibatkan karena tidak sampainya produk ketangan konsumen dengan tepat. Hal ini disebabkan karena tidak adanya media yang menghubungkan antara petani dan konsumen. Customer sendiri, misalnya saja importir dari luar negeri dilain sisi juga kesulitan untuk mendapatkan informasi dimana harus mendapatkan produk yang sesuai dengan kriterianya baik itu kuantitas maupun kualitas dari produk agrikultur.
Untitled
Gambar  diatas merupakan perencanaan sistem arsitektur dari e-SCM untuk produk agrikultur. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa  ada 4 elemen yang terlibat dalam sistem tersebut yakni konsumen, petani dan asosiasi petani, fleet management center dan bagian penerjemah informasi. Konsumen ini dapat berupa konsumen international dan maupun domestik. Konsumen ini kemudian dipertemukan dengan petani atau asosiasi petani melalui internet seperti dalam konsep e-market place. Dengan dipertemukannya konsumen dan petani secara langsung ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani yakni dengan mempeluas area pemasaran melalui internet dan dilain sisi konsumen juga dapat mengkomunikasikan apa yang mereka inginkan dari produk yang dihasilkan petani dilahannya.  Teknologi interface seperti ini dalam bidang supply chain dikenal dengan sebutan teknologi mobile-SCM (m-SCM). Mobile device yang dapat  digunakan dalam m-SCM atau m-Commerce misalnya PDA, Laptop dengan wireless connection, Mobile Phone dan lain-lain.
Melalui media internet ini, konsumen dan petani melakukan transakasi tawar menawar (bidding) hingga terjadi kesepakatan. Sementara, Informasi yang dibutuhkan oleh konsumen dan petani mengenai kualitas dan kuantitas dari produk agrikultur dapat diperoleh dari modul informasi pertanian. Modul informasi pertanian ini berisikan informasi-informasi yang ditinjau dengan menggunakan farming percision. Setelah kesepakatan tercapai selanjutnya tinggal melakukan aktivitas transportasi yakni mengirimkan produk dari lahan pertanian hingga sampai ketangan konsumen. Selama pengiriman, elemen fleet management center mangambil peran untuk mengatur bagaimana supaya produk dapat sampai ketangan konsumen tepat waktu, sesuai kuantitas dan dengan kualitas terjamin sepanjang rantai pasok dari produk. Disini aktivitas fleet management center meliputi penentuan penggunaan kendaraan, penentuan rute dan jadwal kendaraan serta penelusuran produk (tracking system). Semua pertukaran informasi ini dijembatani oleh bagian penerjemah informasi. Bagian penerjemah informasi ini merupakan organisasi virtual bertugas untuk menerjemahkan informasi dari masing-masing elemen untuk dapat digunakan atau dibagikan ke elemen-elemen lainnya.

Rabu, 17 November 2010

ERP



ERP adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Atau dengan kata lain ERP digunakan untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan termasuk keuangan, produksi, HRD, marketing, supply chain, logistics, dll. SAP adalah perusahaan yang memiliki pangsa pasar (marketshare) terbesar di dunia untuk software ERP.
Karakter Sistem ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce , Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office Syistem ,yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce , Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain. Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik,jika didukung aplikasi dan infrastruktur komputer baik Hardware / software sehingga pengolahan dapat dilakukan dengan mudah .
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning ( MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akuntasi perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Sistim ERP dibagi atas beberapa sub-sistim yaitu sistim Financial, sistim Distribusi, sistim Manufaktur, sistim Maintenance dan sistim Human Resource. Industri analis TI seperti Gartner Group dan AMR Research telah sejak awal tahun 90an memantau dan menganalisa paket-paket aplikasi yang tergolong dalam sistim ERP. Contoh paket ERP antara lain: SAP, Baan, Oracle, IFS, Peoplesoft dan JD.Edwards.
Untuk mengetahui bagaimana sistim ERP dapat membantu sistim operasi bisnis kita, mari kita perhatikan suatu kasus kecil seperti di bawah ini :
Katakanlah kita menerima order untuk 100 unit Produk A. Sistim ERP akan membantu kita menghitung berapa yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada pada kita saat ini. Apabila sumber daya tersebut tidak mencukupi, sistim ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya yang diperlukan, sekaligus membantu kita dalam proses pengadaannya. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistim ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam sistim ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100 unit tersebut.

Beberapa keuntungan penggunaan ERP :
Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik
Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk
Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda
Suksesor Penerapan
Syarat sukses memilih ERP Pengetahuan dan Pengalaman Pengetahuan adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancar Pengalaman adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan. Pengetahuan tanpa pengalaman menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan. Pengalaman tanpa pengetahuan bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup.
Penerapan ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat implementasi ERP:

• ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.
• Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya.
• Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktek implementasi ERP.
• Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya.
• Gagalnya ERP :
- Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
- Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
- Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/ERP

Minggu, 14 November 2010

How Much Is Your Blog Worth???

Apakah anda pernah bertanya .dalam benak anda, kira-kira berapa harga blog yang anda miliki setelah sekian lama anda mengurus blog anda? sekarang ada sebuah layanan di internet yang dapat memperkirakan berapa kira-kira harga blog yang sudah anda kembangkan selama ini. Caranya sangat mudah dan anda tidak perlu membayar ataupun mendaftar,
anda hanya perlu memasukkan alamat Blog anda dan klik tombol Submit. Tidak membutuhkan waktu yang lama hasilnya akan langsung muncul.


Tapi bagi anda yang blognya masih sepi tamunya seperti blog ini, apalagi jantung anda tidak kuat, jangan coba-coba karena dapat mengakibatkan hati panas dan jantung copot (bercanda kok-, k) karena harganya masih $0.00. Tapi jika anda tetap memaksa ya saya tidak bisa melarang anda. Anda ingin mencoba?
Tapi apakah memang benar kalau itu benar-benar harga yang sesuai untuk blog kita?
hanya tuhan yang tahu. Tapi anda perlu mencoba dengan memasukkan alamat blog-blog yang sudah mapan,
pasti harganya akan tinggi sekali, jika dirupiahkan. ya mungkin orang yang punya blog itu akan menjadi kaya mendadak. anda tertarik ingin mencobanya? Silahkan pergi ke alamat berikut:


http://www.business-opportunities.biz/projects/how-much-is-your-blog-worth/

Sabtu, 13 November 2010

SCM

Pengertian SCM (Supply Chain Management)
1. SCM (Supply Chain Management) adalah konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total   perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan.

2. Manajemen Rantai Suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi, dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.

Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana ia mampu me-manage aliran barang atau produk dalam suatu rantai supply. Dengan kata lain, model SCM mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan konsumen.

Tujuan utama dari SCM adalah:
1. penyerahan / pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen
2. mengurangi biaya
3. meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan)
4. mengurangi waktu
5. memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi

Komponen SCM dan Teknologi
Sistem SCM memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Aliran informasi bergerak sangat cepat dan akurat antara elemen jaringan supply chain seperti: Pabrik, Suppliers, Pusat distribusi, Konsumen, dan sebagainya).
2. Informasi bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk
3. Setiap elemen dapat mengatur dirinya
4. Terjadi integrasi dalam proses permintaan dan penyelesaian produk
5. Kemampuan internet.

Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM adalah:
· Demand management/forecasting
Perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik peramalan secara statistik. Perangkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.

· Advanced planning and scheduling
Suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan, jangka menengah dan panjang berikut keputusan-keputusan menyangkut sumber yang harus diambil dalam rangka melengkapi jaringan supply

· Transportation management
Suatu fungsi yang berkaitan dengan proses pendisitribusian produk dalam supply chain

· Distribution and deployment
Suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini, Vendor Managed Invetory dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.

· Production planning
Perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf yang dinamis dan teknik yang optimal.

· Available to-promise
Tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan kapasitas transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply .

· Supply chain modeler
Perangkat dalam bentuk model yang dapat digunakan secara mudah guna mengarahkan serta mengontrol rantai supply. Melalui model ini, mekanisme kerja dari konsep supply chain dapat diamati.

· Optimizer
The optimizer ibarat jantung dari sistem supply chain management. Dalamnya terkandung: linear & integer programming, non-linear programming, heuristics and genetic algorithm. Genetic algorithm adalah suatu computing technology yang mampu mencari serta menghasilkan solusi terbaik atas jutaan kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan

Permasalahan yang biasa terjadi pada Supply Chain Management adalah :
1. Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi ( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
2. Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.
3. Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
4. Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
5. Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas didalam rantai suplai.

Upaya mengintegrasikan kemampuan supply chain management dan e-Commerce.
• Information flow – klien memiliki akses terbatas menyangkut perkembangan produk atau pesanan pelanggan dalam supply chain. Pelanggan SerCom tergantung pada laporan yang dibuat secara manual setiap bulan dikirim melalui faks dan e-mail. Aliran informasi menjadi sesuatu yang sangat penting di masa datang, terutama jika dikaitkan dengan program fulfillment yang kompleks.
• Fulfillment – ketika pesanan terus meningkat, baik jumlah maupun kompleksitasnya, sistem yang ada sekarang ini tak lagi mampu mengatasi berbagai kebutuhan tersebut. Pesanan dalam jumlah besar cenderung menurun, sedang permintaannya mengikuti perkembangan kebutuhan. Saat ini, tak ada fasilitas yang mampu memantau dan mengelola status pesanan dalam supply chain.
• Web based ordering – semua pesanan ditangani melalui EDI (Electronic Data Interchange), faks atau telepon. SerCom perlu menyediakan layanan pemesanan yang canggih untuk para pelanggan dan menyediakan fasilitas ESD.
• Perpaduan antara pelanggan dan pemasok perlu terus ditingkatkan untuk memperbaiki efisiensi dan komunikasi.
Saat ini konsumen menjadi semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk secara tepat tempat, tepat waktu. Perusahaan manufaktur yang antisipatif akan hal tersebut akan mendapatkan pelanggan sedangkan yang tidak antisipatif akan kehilangan pelanggan. Supply chain management menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara perusahaan-perusahaan yang berbeda.

Sumber:
http://www.ebizzasia.com/0214-2004/learn,0214,01.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Supply_chain_management

Rabu, 03 November 2010

MUDHARABAH



Secara bahasa mudhorobah berasal dari akar kata dhoroba – yadhribu – dhorban yang bermakna memukul. Dengan penambahan alif pada dho’, maka kata ini memiliki konotasi “saling memukul” yang berarti mengandung subjek lebih dari satu orang. Para fukoha memandang mudhorobah dari akar kata ini dengan merujuk kepada pemakaiannya dalam al-Qur’an yang selalu disambung dengan kata depan “fi” kemudian dihubungkan dengan “al-ardh” yang memiliki pengertian berjalan di muka bumi. Ini merujuk kepada usaha perniagaan pada zaman dahulu yang dilakukan dengan cara berjalan ke tempat-tempat yang jauh, misalnya dari Makkah ke Syam dan ke Yaman.

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk ini menegaskan kerja sama dengan kontribusi seratus persen modal dari pemilik modal dan keahlian dari pengelola. Transaksi jenis ini tidak mewajibkan adanya wakil dari shahibul maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat kelalaian dan tujuan penggunaan modal untuk usaha halal. Sedangkan, shahibul maal diharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal.
Tipe mudharabah
  • Mudharabah Mutlaqah: Dimana shahibul maal memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola (mudharib) untuk mempergunakan dana tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan. Namun pengelola tetap bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan sesuai dengan praktek kebiasaan usaha normal yang sehat (uruf)
  • Mudharabah Muqayyadah: Dimana pemilik dana menentukan syarat dan pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.
Feature Mudharabah
1. Berdasarkan prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko
·         Keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya
·         Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang telah dilakukan.
2. Pemilik dana tidak diperbolehkan mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari

Sumber: Wikipedia